Menyusui, tugas bersama antara suami istri dan keluarga.

Asi..sebuah cairan pemberian dari illahi yang bernilai gizi tinggi namun tak perlu dibeli. Bisa langsung didapatkan dari seorang ibu yang bahagia jiwa dan raganya. Karena kebahagiaan ibu, akan menghasilkan hormon oksitosin yang membantu kelancaran produksi asi.

Proses mengASIhi adalah sesuatu yang sulit dijalani pada awalnya namun begitu membahagiakan saat seorang ibu berhasil melakukannya. Ternyata setelah memiliki pengalaman pribadi, menyusui itu tak semudah iklan di layar tv ataupun poster yang biasanya ditemui di dinding rumah sakit. Hanya tinggal membuka baju, keluarkan payudara dan bayi pun bisa langsung menghisap dengan mudahnnya.

Ya, mungkin seperti itulah bayangan awal saat belum merasakan proses menyusui, nyatanya drama menyusui akan selalu ada di permulaannya. Dari mulai aliran asi yang tidak lancar, tangisan saat menahan pedih ketika puting terasa lecet, rasa galau yang mendera saat pikiran mulai merasuki jiwa, akankah asiku cukup untuk memenuhi kebutuhan bayiku? Ditambah lagi ada beberapa komentar yang sungguh membuat pedas telinga.

Menyusui memang bukanlah sesuatu hal yang mudah, butuh kekuatan dan dukungan dari orang sekitar agar mampu melewatinya. Dukungan suami yang penuh cinta, ucapan semangat yang lembut dari orang tua tercinta serta dukungan moril dari keluarga beserta teman lainnya.

Yakinlah, saat ibu harus berjuang sendiri untuk melalui proses itu mereka tidak akan mampu untuk melewatinya. Karena menyusui proses yang melelahkan untuk jiwa dan raga, seorang ibu harus terbangun di tengah malam saat bayinya merasa kehausan, atau beliau pun harus memerah asi demi memenuhi stok selama si bayi di tinggal pergi bekerja. Ditambah lagi dengan segala keluhan yang akan muncul secara tiba-tiba.

Sebagai seorang wanita, saya merasa sadar bahwa menyusui adalah hal yang biasa dialami oleh seorang wanita dan suatu kebahagiaan jika bisa mengalaminya. Kami pun sadar bahwa itu takdir yang harus kami terima. Namun tak ada salahnya kah, jika kami para wanita meminta bantuan untuk bisa melewatinya. Agar kami bisa memberikan cukup nutrisi bagi si bayi, dan segala nutrisi bayi pun terpenuhi.

Kami tak akan meminta barang mewah ataupun hal-hal prestise lainnya agar kami bisa menyusui. Yang kami perlukan hanya support dan ucapan yang menghangatkan hati saat diri kami sedang berada di titik rendahnya. Dan jangan berikan kami ucapan yang sungguh hanya membuat pedih hati serta keluarnya air mata.

Kami, para wanita sadar dan mengerti bahwa menyusui adalah tugas utama kami. Namun bantulah kami melalui tugas tersebut dengan hati yang gembira ria, bukan dengan suasana yang penuh dengan duka.

Salam penuh cinta,
Selvi Ariani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pusing kepala karena rumah

Breathy si tetes hidung yang menjadi solusi

Mengenal ekspresi wajah lewat gambar