Persimpangan Jalan Tania-bag1
Percuma aja aku punya kartu ini. Kartu yang katanya menandakan kedewasaan, dewasa apanya? Orang sampai usia 19 tahun aja aku masih gak bisa menentukan pilihan hidupku sendiri. Ucap Tania dalam hati sambil memegangi kartu tanda penduduk yang ia miliki.
Masih teringat jelas diskusi yang terjadi antara Tania serta mama papanya kemarin malam saat, ia mengungkapkan keinginannya kuliah di jurusan yang sangat ia sukai.
"Tania, kamu yang benar saja. Masa iya mau kuliah jurusan sastra? Memangnya kamu mau jadi apa?" Tanya papa Tania dengan nada sedikit marah
"Pa, Tania sangat menyukai jurusan itu." Jawab Tania lemah
"Tania, cobalah kamu melihat dunia ini sekarang. Pilihlah jurusan yang realistis saja. Jangan terlalu banyak berkhayal." Ucap papa Tania dengan tegas
"Tapi pa,"
"Sudah, tidak ada tapi-tapian. Kamu kuliah jurusan bisnis saja. Supaya kamu bisa meneruskan usaha papa nantinya." Ucap Papa Tania memotong pembicaraan
Mama Tania yang sejak tadi menyaksikan diskusi antara anak dan suaminya langsung saja mendekati Tania. Ia berusaha menenangkan gadis kecilnya yang sekarang sudah beranjak dewasa, yang sudah mampu untuk mengungkapkan isi hatinya. Tania pun dipeluk oleh mamanya sambil diusap kepalanya.
"Sayang, kamu sudah tahu kan bagaimana sikap papamu? Papa tidak suka jika keputusannya dibantah."
"Tapi Tania kan sudah dewasa mah, sampai kapan papa akan selalu memaksakan kehendaknya ke Tania? Tania juga mau ma, sekali-kali menjalani sesuatu berdasarkan pilihan Tania sendiri."
"Iya sayang, mama mengerti. Memangnya anak mama yang cantik ini, mau mengambil jurusan apa sih nak?"
"Tania maunya kuliah jurusan sastra aja ma, tepatnya sastra Arab."
Mamanya sangat terkejut dengan keputusan anaknya. Ia sama sekali bahwa anaknya tertarik mempelajari bahasa tersebut.
"Kamu yakin sayang mau kuliah di jurusan itu? Tidak salah ambil jurusan?"
"Tidak ma, selama ini pelan-pelan Tania sudah mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan jurusan tersebut."
"Baiklah, jika itu memang sudah menjadi keputusanmu. Mama akan mendukung, dan mama akan mencoba berbicara dengan papamu untuk bisa menerima keputusanmu. Ya, walaupun kamu tahu bahwa papamu itu kuat sekali pendiriannya."
Tania langsung tersenyum, ia merasa ada secercah harapan yang keluar dari persembunyian. Mamanya adalah salah satu orang yang bisa melunakkan kerasnya hati papanya.
"Mama, terima kasih." Ucap Tania sambil mencium mamanya
Ternyata rayuan maut mama tidak bisa meruntuhkan kuatnya hati papa saat menentukan jurusan kuliah Tania. Sebab papanya masih bersikeras agar Tania kuliah di jurusan bisnis saja.
Tania merasa lelah memikirkan masalah ini, akhirnya ia pun tertidur sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Namun tiba-tiba saja ia bermimpi
-bersambung-
#onedayonepost
#odopbatch5
#tantangan7dan8
#Bismillahlulus
Masih teringat jelas diskusi yang terjadi antara Tania serta mama papanya kemarin malam saat, ia mengungkapkan keinginannya kuliah di jurusan yang sangat ia sukai.
"Tania, kamu yang benar saja. Masa iya mau kuliah jurusan sastra? Memangnya kamu mau jadi apa?" Tanya papa Tania dengan nada sedikit marah
"Pa, Tania sangat menyukai jurusan itu." Jawab Tania lemah
"Tania, cobalah kamu melihat dunia ini sekarang. Pilihlah jurusan yang realistis saja. Jangan terlalu banyak berkhayal." Ucap papa Tania dengan tegas
"Tapi pa,"
"Sudah, tidak ada tapi-tapian. Kamu kuliah jurusan bisnis saja. Supaya kamu bisa meneruskan usaha papa nantinya." Ucap Papa Tania memotong pembicaraan
Mama Tania yang sejak tadi menyaksikan diskusi antara anak dan suaminya langsung saja mendekati Tania. Ia berusaha menenangkan gadis kecilnya yang sekarang sudah beranjak dewasa, yang sudah mampu untuk mengungkapkan isi hatinya. Tania pun dipeluk oleh mamanya sambil diusap kepalanya.
"Sayang, kamu sudah tahu kan bagaimana sikap papamu? Papa tidak suka jika keputusannya dibantah."
"Tapi Tania kan sudah dewasa mah, sampai kapan papa akan selalu memaksakan kehendaknya ke Tania? Tania juga mau ma, sekali-kali menjalani sesuatu berdasarkan pilihan Tania sendiri."
"Iya sayang, mama mengerti. Memangnya anak mama yang cantik ini, mau mengambil jurusan apa sih nak?"
"Tania maunya kuliah jurusan sastra aja ma, tepatnya sastra Arab."
Mamanya sangat terkejut dengan keputusan anaknya. Ia sama sekali bahwa anaknya tertarik mempelajari bahasa tersebut.
"Kamu yakin sayang mau kuliah di jurusan itu? Tidak salah ambil jurusan?"
"Tidak ma, selama ini pelan-pelan Tania sudah mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan jurusan tersebut."
"Baiklah, jika itu memang sudah menjadi keputusanmu. Mama akan mendukung, dan mama akan mencoba berbicara dengan papamu untuk bisa menerima keputusanmu. Ya, walaupun kamu tahu bahwa papamu itu kuat sekali pendiriannya."
Tania langsung tersenyum, ia merasa ada secercah harapan yang keluar dari persembunyian. Mamanya adalah salah satu orang yang bisa melunakkan kerasnya hati papanya.
"Mama, terima kasih." Ucap Tania sambil mencium mamanya
Ternyata rayuan maut mama tidak bisa meruntuhkan kuatnya hati papa saat menentukan jurusan kuliah Tania. Sebab papanya masih bersikeras agar Tania kuliah di jurusan bisnis saja.
Tania merasa lelah memikirkan masalah ini, akhirnya ia pun tertidur sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Namun tiba-tiba saja ia bermimpi
-bersambung-
#onedayonepost
#odopbatch5
#tantangan7dan8
#Bismillahlulus
Wah kereen nih
BalasHapusWah mimpi apa ya Tania, trus jdnya kul jurusan apa?
BalasHapusLanjut mba selvi,semangat nyerbungπ
Penasaran Tania jadinya kuliah apa nihh next mbaπ
BalasHapusBersiap menuju mimpi Tania ^_^
BalasHapusMenunggu dunia mimpi
BalasHapusSemoga mimpi indah.. π
BalasHapusPenasaran,,, Tania mimpi apa ya? π
BalasHapusLanjut mb Selvi...
Lanjut mbaaa π
BalasHapusMasuk sastra identik madesu ya π
BalasHapus