Bahagia bersamamu

Tepat 4 tahun yang lalu di tanggal 24 januari 2014 bertambah satu lagi pengalaman yang paling mengesankan dan tak akan terlupakan di dalam hidup saya. Karena pada hari itu, status saya berubah dari single menjadi double, alias nikah euy nikah....

Iya, di hari jumat yang cukup cerah akhirnya ada seorang pemuda yang mengikat janji di hadapan orang tua saya. Janji yang cukup berat karena tidak hanya antara orang tua saya dan dirinya, melainkan juga antara dirinya dengan sang pencipta.

Sebenarnya saya pun takjub, ternyata saya bisa menikah dengan pemuda ini. Yang ternyata adalah junior saya di kampus, kami berada dalam satu almamater namun beda jurusan. Menurut pengamatan, seharusnya kami pernah bertemu sesekali karena posisi kelas berada dalam satu gedung hanya beda lantai. Namun apa kenyataannya? Tidak pernah sekalipun saya bertemu dengan dirinya, malah saya baru bertemu setelah lulus kuliah dan bekerja ditambah lagi lewat sosial media pula ketemunya.

Berawal dari chat di sosial media miliknya om Mark Zuckerberg akhirnya terciptalah suatu pertemanan tanpa sebuah harapan hanya. Hanya keisengan belaka sekedar mengisi kelelahan di saat jam bekerja. Namun lagi-lagi saya mendapat kejutan di dalam hubungan ini, ternyata kantor saya sama dia dekat. Lalu terjadilah proses jemput menjemput tanpa aplikasi online. Ya iyalah ... emang dikiranya pesen ojol pakai aplikasi segala? 😄

Ya sudah ... segala proses berjalan sebagaimana mestinya. Laksana anak muda yang lagi mencari teman kegalauan, akhirnya kami pacaran. Tapi setelah pacaran timbul masalah dalam diri saya, kantor kita dekat pasti nanti dia jadi sering antar ke rumah. Malas deh klo jadi omongan tetangga. Iya begitulah saya si dewasa labil, terkadang suka iri klo lihat teman dijemput pasangannya sedangkan saya dijemput sama bapak sopir transjakarta. Emang gede sih terus bisa bagi-bagi. Tapi kan lebih enak buat sendiri. *bentar ini ngomongin apa ya?*kayak ikut gaya iklan di tv?*enggak ini cuma sekedar khayalan aja 😁

Tapi pas punya seseorang yang bisa jemput saat pulang kerja malah malu ama tetangga? Abis bagaimana dong? Tetangga itu terkadang jadi orang paling up to date dalam hidup kita. Dan saat itu saya belum siap jika jadi bahan perbincangan mereka. *iya ini mah saya aja yang kepedean 😎

Dan pada akhirnya ada suatu keputusan yang membuat saya sedih namun sekaligus bahagia. Si pemuda yang sekarang sudah jadi suami saya, dipindah tugaskan ke luar kota dengan kata lain harus LDR ( Long Distance Relationship ). Sedih sih karena ditinggal tapi senang juga karena jadi tidak setiap hari ketemuan. Galau kan ? Iya saya gampang galau dulu. Alhamdulillah sekarang sudah tobat. Kan sudah ada pendamping setia setiap saat.*Tapi bukan obat ketiak ya 😅

Proses LDR berjalan dengan sebagaimana mestinya. Namun saya memberikan pilihan kepada si pemuda, saya hanya bersiap menjalani proses ini 2 tahun lamanya, dan setelahnya lebih baik menikah. Karena jika terlalu lama, khawatir bahan pengawet saya sudah luntur tak bersisa. Hehehe..bukan, tapi saya merasa jika menunggu lebih dari itu, saya merasa terlalu banyak waktu yang terbuang. *ini menurut pendapat saya *yang lain mau berpendapat beda juga tidak apa-apa.

Entah karena dia terlalu sayang sama saya atau memang tidak ada pilihan wanita lain lagi di dalam hidupnya. Si pemuda pun setuju dengan pilihan yang saya berikan. Setelah dua tahun LDR, dirinya langsung menemui orang tua saya untuk meminta saya menjadi pendamping hidupnya.*ahey dilamar 😍😍

Tidak berjarak lama antara lamaran dengan pernikahan.  Terpilihlah tanggal 24 Januari 2014 sebagai hari yang bersejarah untuk saya. Sebenarnya saya punya alasan memilih tanggal 24, karena saya ingin pernikahan ini jadi kado terindah di hari ulang tahun saya beberapa hari kemudian. Dan alhamdulillah keluarga pun menyetujui. 😄😄

Tepat di hari ini pun saya ingin bilang kepada si pemuda yang tampan dan mempesona bagi diri saya.

Terima kasih sudah menemani saya selama 4 tahun ini, walaupun usia pernikahan masih sangat muda namun alhamdulillah sudah banyak juga masalah yang bisa kita lewati bersama.

Terima kasih sudah menjadi pasangan yang luar biasa sabarnya demi menghadapi isrri yang banyak maunya.

Terima kasih untuk selalu jadi pengingat di saat saya lupa.

Dan terima kasih untuk segala cinta yang sudah diberikan ke saya serta ananda tercinta.

Meskipun pernikahan kita bukanlah sesuatu yang sempurna, namun aku bahagia bisa merasakannya bersamamu berdua.

Kita bersama sampai tua ya pak suami..😙😙

#tantangan
#onedayonepost
#odopbatch5

Komentar

  1. kak selvi buat baper deh... Hiii...
    happy anniversary kak...
    bahagia until jannah kak... ^_^

    BalasHapus
  2. Barakallah kak, semoga keluarga kecilnya senantiasa dilindungi Allah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..aamiin..aamiin ya rabbal a'lamiin..😊

      Hapus
  3. Barakallah kak, semoga keluarga kecilnya senantiasa dilindungi Allah :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pusing kepala karena rumah

Breathy si tetes hidung yang menjadi solusi

Mengenal ekspresi wajah lewat gambar