Kecewa part 2

Hati Indah semakin berdetak tidak karuan, akhirnya ia lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar.

"Assalamualaikum." Ucap keluarga ari bersamaan

"Waalaikumsalam." Jawab paman dari dalam dan langsung mengulurkan tangan kepada ayahanda ari dan mempersilakan seluruh keluarga ari ke dalam.

Paman sangat menyambut baik kedatangan keluarga ari, yang saat itu terdiri dari ayah, ibu dan kedua kakak perempuan ari yang sudah menikah. Kebetulan Ari adalah anak bungsu dan anak laki-laki satu-satunya. Namun di balik ketenangan paman, beliau tetap menyembunyikan kegelisahan. Karena tidak ingin terlalu lama, paman memanggil indah.

"Indah ke sini sebentar. Kita bicara bersama-sama."

Dengan berjalan pelan dan tertunduk indah pun menghampiri mereka dan duduk di sebelah pamannya.

"Baiklah, karena sekarang kita sudah berkumpul di sini, saya akan mengutarakan maksud dan tujuan saya mengundang bapak sekeluarga."

"Indah bercerita kepada saya, bahwa kemarin saat di pusat perbelanjaan, ia melihat ari sedang bergandengan tangan mesra dengan seorang wanita. Apakah itu benar nak ari?"

Ari yang mendapatkan pertanyaan langsung memasang wajah pucat pasi, ia bingung jawaban apa yang akan diberikan kepada keluarga dan calon istrinya. Bahkan kedua orang tua dan kakaknya pun tidak melepaskan tatapan tajam kepada ari. Ari merasa seperti narapidana yang sedang disidang.

"Ari, tolong dijawab pertanyaan pamannya indah. Agar kami bisa mengerti keadaan yang sebenarnya." Papanya ari pun berusaha memberikan kekuatan.

"Apa yang dilihat oleh Indah memang benar paman. Saya mengaku bersalah, kemarin saya sempat pergi dengan teman wanita saya. Namanya inka, dulu saya memang pernah menjalin hubungan dengannya. Tetapi ternyata dia menduakan saya. Kejadian itu terjadi saat saya masih kuliah. Dan setelah berpisah, saya tidak pernah menjalin hubungan lagi dengan siapapun. Sampai paman serta ayah mengenalkan saya kepada indah. Dan saya langsung jatuh hati kepadanya."

"Untuk perihal pegangan tangan, sebenarnya saya tidak suka melakukannya. Namun Inka tetap saja memaksa meski saya sudah menolaknya."

"Saya sungguh minta maaf jika hal itu sampai mengganggu indah, tapi saya tidak ada sedikitpun maksud hati untuk menyakiti indah."

Indah merasa bingung dengan jawaban yang diberikan oleh ari. Haruskah ia mempercayainya? Mengapa mas ari yang sudah sangat ia percayai harus melakukan ini?

Ari masih melihat gurat keraguan di wajah indah, ia pun menjelaskan kembali.

"Kemarin itu saya hanya menolong inka. Ia baru datang dari luar kota dan meminta saya menemaninya mencari kado untuk sahabatnya."

"Mungkin memang kesalahan saya karena hanya pergi berdua, dan menimbulkan banyak fitnah."

"Saya sudah berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun saya akan menyerahkan kepada indah untuk mempercayainya atau tidak."

Merasa tidak nyaman dengan situasi yang ada, pamannya indah berusaha untuk menenangkannya.

"Bagaimana indah? Apa kamu sudah bisa menerima penjelasan dari nak Ari?"
"Maaf paman, apakah indah boleh meminta waktu untuk memikirkan semuanya?"

Tiba-tiba ibunda ari ikut menjawab.

"Silahkan saja nak indah. Kami tidak akan memaksa nak indah memberikan keputusan saat ini juga. Pikirkanlah dengan hati yang tenang, sehingga tidak akan ada yang namanya penyesalan." Ucap ibunda ari dengan lemah lembut.

Perbincangan yang cukup mendebarkan untuk indah selesai juga. Mereka pun mencicipi hidangan yang sudah disiapkan oleh bibinya indah agar meredakan semua saraf yang tadi telah tegang. Setelah itu, keluarga ari berpamitan pulang. Dan indah beserta mika juga pamit kepada paman serta bibinya karena hari sudah mulai malam dan besok ada kegiatan yang harus mereka lakukan.

Setiba di rumah indah pun kembali merenungi semua percakapan yang terjadi di rumah pamannya tadi. Seharusnya mudah bagi indah untuk memaafkan ari, karena ternyata ari tidak melakukan hal seperti dugaannya. Namun masa lalunya membuat indah tidak begitu mudah bisa memaafkan ari.

Ya, indah begitu sakit saat ia harus melihat ibunya orang yang begitu sangat disayanginya mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari ayahnya. Sang ayah tega menghianati kesetiaan ibunya dengan pergi bersama wanita yang lebih muda. Namun entah mengapa saat sang ayah sudah tidak diterima oleh wanitanya, ia kembali ke pangkuan ibunya hingga ajal ayahnya tiba.

Sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh indah tentang pemikiran ibunya. Namun hanya pesan yang sempat ibunya ucapkan ketika indah bertanya apa alasan ibunya mau menerima kembali ayahnya.
"Indah, setiap orang pernah punya salah. Lalu saat orang tersebut sudah berniat untuk meminta maaf dan menperbaiki semua kesalahannya, mengapa kita tidak bisa memberikan kesempatan kedua untuknya? Sedangkan Allah sang pencipta saja selalu memberikan kesempatan kepada setiap hambanya yang mau berubah. Apa kita yang tidak memiliki apa-apa ini bisa berhak begitu sombong kepada makhluk lainnya?"

Akhirnya pesan dari ibundanya tidak sengaja memberikan pesan yang juga begitu dalam untuk indah hingga pada akhirnya.

"Sah ..." teriak seluruh jamaah yang menghadiri pernikahan indah dan ari.

Ya, indah tetap menerima pinangan ari karena ia merasa bahwa ari tetap bisa menerima kesempatan kedua darinya. Namun tetap jauh di dalam lubuk hatinya ia berdoa bahwa ini adalah kejadian terakhir yang tidak membahagiakan untuk dirinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pusing kepala karena rumah

Breathy si tetes hidung yang menjadi solusi

Mengenal ekspresi wajah lewat gambar